Indonesia di Bayang-Bayang Ancaman Megathrust: Bergerak Untuk Bersiap, Bukan Menyerah!
Gempa megathrust ini tengah hangat diperbincangkan, yang biasanya terjadi di dasar laut dan berada di zona subduksi aktif.
LIFE
Gempa Megathrust ini merujuk pada jenis gempa bumi yang sangat kuat dan berpotensi menghancurkan. Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, yaitu area dimana lempeng tektonik bumi saling bertemu dan satu lempeng meluncur di bawah lempeng lainnya. Di Indonesia, ancaman megathrust mengintai di sepanjang zona subduksi di selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku, yang merupakan wilayah pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Memahami ancaman megathrust bukan hanya tentang mengetahui potensi bencana yang menakutkan, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat bersiap dan meminimalkan dampaknya. Indonesia, sebagai negara dengan banyak jalur subduksi, harus bersiap menghadapi potensi gempa megathrust yang bisa memicu tsunami dahsyat. Tidak hanya pemerintah yang memiliki peran penting, namun masyarakat juga harus aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan.
Pengertian Gempa Megathrust
Megathrust memiliki asal kata “Mega” yang artinya besar, dan kata “Thrust” yang artinya sesar sungkup. Wilayah Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, yang merupakan zona dengan aktivitas tektonik yang sangat tinggi, Di sini, lempeng tektonik Indo-Australia bergerak ke utara dan menunjam dibawah lempeng Eurasia. Proses ini disebut subduksi, dan merupakan penyebab utama gempa megathrust di Indonesia.
Proses subduksi ini terjadi karena lempeng Indo-Australia yang lebih padat dan berat menyelam di bawah lempeng Eurasia yang lebih ringan. Saat lempeng Indo-Australia menunjam, terjadi gesekan yang menghasilkan akumulasi energi. Energi ini tersimpan dalam bentuk tekanan yang besar. Seiring waktu, tekanan ini akan terus meningkat hingga mencapai titik kritis. Ketika tekanan tersebut melampaui kekuatan batuan, terjadinya patahan atau pergeseran mendadak pada lempeng. Pelepasan energi yang tiba-tiba ini menghasilkan getaran yang kuat yang kita kenal dengan gempa bumi.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Zona Megathrust di Indonesia
Lebih rinci, berikut adalah lokasi 16 titik zona megathrust yang ada di Indonesia.
Segmen Aceh-Andaman
Segmen Nias-Simeulue
Segmen Kepulauan Batu
Segmen Mentawai-Siberut
Segmen Mentawai–Pagai
Segmen Enggano
Segmen Selat Sunda Banten
Segmen Selatan Jawa Barat
Segmen Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur
Segmen Selatan Bali
Segmen Selatan NTB
Segmen Selatan NTT
Segmen Laut Banda Selatan
Segmen Laut Banda Utara
Segmen Utara Sulawesi
Segmen Subduksi Lempeng Laut Filipina
Namun, gempa megathrust sendiri tidak terjadi secara teratur. Menurut hasil monitoring BMKG, zona megathrust yang paling aktif dari daftar di atas adalah zona di selatan Jawa. Zona selatan jawa yang berpotensi mengalami gempa megathrust seperti, Selat sunda terletak di barat daya Pulau Jawa bisa berdampak besar sekitar pesisir Banten dan sekitarnya, daerah selatan Jawa Timur, dan Selatan Jawa Tengah.
Apa yang harus kita lakukan?
Untuk siap siaga menghadapi gempa megathrust, ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan:
1. Siapkan Tas Siaga Bencana
Isi Tas: Tas siaga bencana berisi perlengkapan penting untuk bertahan hidup selama beberapa hari seperti air minum, makanan non-awet, obat-obatan, senter, radio, alat komunikasi, baju hangat dan dokumen penting.
Lokasi: Simpan tas siaga bencana di tempat yang mudah dijangkau dan aman,seperti di dekat pintu keluar rumah.
2. Pelajari Upaya Mitigasi
Tentukan titik kumpul: Sepakat dengan keluarga tentang titik kumpul yang aman jika terjadi gempa.
Pelajari jalur evakuasi: Kenali jalur evakuasi terdekat dari rumah dan tempat kerja.
Ikuti pelatihan mitigasi: Ikuti pelatihan mitigasi bencana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau tembaga terkait.
3. Tingkatkan Kesadaran dan Edukasi
Berbagi Informasi: Bagikan Informasi tentang gempa megathrust dan cara bersiap siaga kepada keluarga, teman, dan tetangga.
Tetap tenang: Saat terjadi gempa, tetap tenang dan ikuti instruksi dari petugas.
Sistem Peringatan Dini: Perhatikan informasi dan peringatan dini dari BMKG melalui berbagai media, seperti televisi, radio dan situs web.
Baca Juga: Keuntungan Mahasiswa Ikut Program MSIB Kampus Merdeka
Dengan melakukan persiapan edukasi yang memadai, kita dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan meminimalkan dampak buruk dari gempa megathrust.
Berdasarkan hasil pencarian, BMKG belum mengeluarkan peringatan dini yang spesifik terkait waktu dan lokasi gempa megathrust di masa depan. Meskipun demikian, BMKG secara aktif telah menyampaikan informasi tentang potensi gempa megathrust di Indonesia. Mereka telah menekankan bahwa potensi gempa megathrust ini sangat nyata dan dapat terjadi kapan saja. BMKG menekankan perbedaan antara potensi dan prediksi. Potensi berarti kemungkinan terjadinya gempa sedangkan prediksi membutuhkan data yang lebih akurat untuk menentukan waktu dan lokasi kejadian.
Menurut Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat dua segmen megathrust di Indonesia yang harus diantisipasi, yaitu Selat Sunda (M 8,7) dan Mentawai-Siberut (M 8,9).
Hal ini dikarenakan, kedua segmentasi tersebut memiliki seismic gap, yang artinya kekosongan aktivitas seismik dalam waktu lama, sehingga menyimpan energi cukup besar. “Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata “tinggal menunggu waktu” karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” kata Daryono, Rabu (14/8/2024), dikutip dari detik.com.